Misiku, Kerjaanku, Cintaku, Keyakinanku part 1
by Annisa Luthfia 0
Haloo. Senang rasanya aku tau kalau ada yang setia membaca blog ini. Katanya sih isinya cuma curahan hati gitu. Yah memang bener kok. Aku nulis memang pakai hati. hihi *say hai utk orang yang disana.
It's time for story. Saya menulis disini karena saya yakin, orang tersebut tidak akan membacanya. Yah. Saya emang suka buat orang bingung. Tolong dijadikan momentum. ha ha
Sapaertinya aku sudah menyakiti banyak hati ini. Suatu ketika aku terkejut karena pekerjaanku sebagai agen pun sudah berhenti. Karena aku gagal. Dikhianati.
Suatu sore di bulan November, aku masih sibuk dengan pekerjaan-pekerjaan organisasiku karena bulan November adalah the BIG DAYnya organisasiku yang satu ini, jadinya harus all out. Ketika itu hujan deras sekali. Aku ada dipojok untuk menghitung uang, banyak teman-teman lain yang masih ada disitu untuk sekedar bercerita. Akan tetapi, tiba-tiba ada satu orang yang bertanya padaku. "Kamu pernah punya pacar?". Aku sudah mencium sesuatu yang tidak beres ini. Lalu aku pun menjawab."Urung. Lha menurutmu?". Aku semakin curiga. "haha ngapusi, pas SMP sama anak ***i?". Sungguh kaget aku. Pertama terlintas diotakku. Jahat. Kedua, sialan aku dikhianati. Ketiga, aku berpikir masalah baru ini. Lalu aku menjawab dengan santai, karena pada dasarnya juga memang hanya salah paham, ya sudah. Aku jelaskan padanya. Hmm sudah kuduga, dan dugaanku benar. Orang itu tahu segalanya daru a-z. Client-client ku pun dia tahu semuanya. Ini bukan suatu bentuk kegajilan lagi. Ini suatu kegagalan dariku menaruh kepercayaan terhadap orang lain. Semua info-info tentang diriku dia tahu semuanya. Detail, yang aku pertanyakan disini adalah orang yang tahu semuanya itu baru kenal denganku sebulan yang lalu. Bukankah ini mengejutkan. Tapi, seperti biasanya, aku berhasil membuat orang itu percaya padaku. Sampai rumah, aku merenung. Memang aku jahat sekali pada laki-laki sepertinya. Hmm.. bukan salahku karena mind setku seperti iu, banyak hal yang tidak kalian tahu wahai kawan-kawanku. Semua kenanganku tentang makhluk adam adalah gelap.Bukankah suatu kebebasan untuk setiap orang memilih jalan dan cara hidupnya?. Ini pula yang terjadi padaku. Tapi, disetiap kejahatan pasti ada sedikit kebaikan. Pasti. Sejak hari itu, kuhentikan pekerjaanku sebagai agen. Karena identitasku terbongkar, jika suatu saat ini menyebar maka, orang yang terkuatlah yang akan berdiri dengan saya sampai akhir..
Tentang kedua orang baru dalam hidupku.
A. Segala artikel di blog ini mengacu padanya, jadi cukuplah dia tidak perlu kuceritakan di artikel ini. Dia adalah orang yang memberitahuku secara tersirat antara kebaikan dan kejahatan. Dia adalah orang yang mengajakku banyak berpikir walaupun dia tidak pernah bercengkrama dengan saya. Aku takut dengan laki-laki dan dia takut dengan perempuan. Yes. Impas. Kita tak pernah merencanakan untuk bekerjasama. Tapi, yang sudah kubilang takdir yang ingin main-main sama kita. Tinggal tunggu tanggal mainnya lah. Kalaupun akhirnya sama seperti yang sebelum-sebelumnya, ya sudah i have done. Hanya dengan isyarat pun, aku bisa paham apa yang dia mau dan apa yang ada dipikirannya, karena dia berpikir sama sepertiku. Pada saat yang bersamaan pun, dia sering membuatku sedih dan senang dalam waktu yang bersamaan. Aneh. Kita seperti terhubung satu dengan yang lain. Dia sungguh orang yang sangat bijak dan mandiri. Ketika sakit pun dia tak mau mengabari orang tuanya nun jauh disana. Tapi cuek sekali dia.
B. Untuk orang ini. Hanya 3 kata. Aku sayang dia. Dia adalah orang yang terpaksa karena keadaan. Sungguh aku tidak mau bila dia tersakiti. Segala tingkah lakunya ku awasi, karena aku merasa dia adalah seseorang yang harus kujaga. Begitulah naluri seorang kakak. Akan tetapi orang yang ini sering sekali menghiburku. Ada disaat aku sedih dan senang, walaupun kita baru berkenalan beberapa bulan yang lalu. Aku ingin berbuat sesuatu yang membuatnya senang. Dia tahu orang yang aku perhatikan. Ia sering membelaku. Sungguh sesuati yang sangat luar biasa dia dapat menerima keadaan dengan menyikapinya seperti orang dewasa. Banyak orang tidak sependapat dneganku tentang orang ini. Akan tetapi aku melihatnya dengan sisi lain. Kamu anak istimewa. Aku salut sama kamu. Janganlah bersedih, banyak teman yang siap membantumu, termasuk aku. Jangan kira kamu sendirian, kamu punya banyak teman yang selalu siap menangkapmu saat kamu jatuh. Semangat ya !