Archive for Juli 2011

Antara Ayam dengan Telur

by 9

Sebelum membaca lebih lanjut, aku akan tegaskan pada pembaca semua bahwa tulisan-tulisan disini adalah menulis ala Annisa Luthfia..


Pernahkan Anda sekalian berpikir lebih dalam untuk suatu hal yang sepele, mm.. misal "Di mana rumah angin? Atau apakah ayam bisa bicara dengan ayam lain seperti kita bicara pada ayah ibu kita? Apa induk ayam juga sayang pada anak-anaknya, atau apakah anak ayam juga sering bertengkar untuk memperebutkan sesuatu?". Persoalan ini terlihat rumit sekilas, tapi elit untuk dibahas. Aku sendiri butuh waktu sekitar beberapa minggu untuk mengerjakan PR ku yang ini. PR yang aku buat untuk kukerjakan sendiri. Bagaimanapun antara ayam dan telur harus ada yang mengawali?. Tapi siapa,..

Ku awali riset dengan bertanya pada beberapa orang. Orang pertama yang kuberi pertanyaan adalah orang yang membuat aku jatuh cinta pada pelajaran kimia, orang yang membuat aku merasa bahwa aku punya kakak, walaupun pada akhirnya dia mengecewakanku akhir-akhir ini. Sangat. Tapi, tak apalah kata-katanya masih bijak. Kuajukan pertanyaan " Menurutmu antara telur dengan ayam duluan mana?". Butuh semalam untuk membuatnya berpikir dan membuatnya menggubris bahwa aku tidak main-main dengan pertanyaanku ini. Lalu dia menjawab, "Aku tidak tahu, PR mu bulan ini kah, sulit..lalu apa jawabanmu sementara?" Hmm.. Aku sempat berpikir tidak biasanya dia mengecewakanku seperti ini. Kudiamkan dia untuk beberapa waktu, karena pada saat itu aku masih tertaut, dan tak punya jawaban.


Beberapa bulan kemudian, ku mencobanya lagi dan kutanyakan pada orang kedua. Orang ini adalah sahabatku, aku selalu bisa berbicara apa yang kumau dihadapannya. Rumit. Aku ragu mengatakan bahwa dia mengerti aku, tapi jelas salah bila aku mengatakan dia tidak mengerti jalan pikiranku. Aku selalu merasa bebas dan bisa menjadi diriku sendiri dihadapannya, tanpa ragu, tanpa ada sesuatau yang ditutup-tutupi. Dia suka apa yang aku sukai, dan aku suka apa yang dia sukai tapi tidak setiap hal. Tapi tetap saja dia adalah manusia biasa dan seorang laki-laki, aku takut kejadian masa lalu kembali terulang pada sahabatku yang ini. Kuberi dia pertanyaan, sama seperti orang pertama tadi dan jawabannya adalah "Entahlah.. Aku tak berani menjawab, gak sampai aku.. ayam berasal dari telur dan telur berasal dari ayam, saling berkaitan. Apa asumsimu? Kembali kutarik nafas dan berpikir, apakah terlalu sulit, mengapa orang-orang banyak mengecewakanku tentang pertanyaan ini. hmm. Pada waktu itu, aku sudah memiliki asumsiku sendiri untuk menjawab pertanyaan ini. Asumsiku adalah : "Hubungan antara Ayam dengan Telur adalah seperti lingkaran. Kita tidak tahu mana awal dan mana akhir, yang tahu hanyalah Allah". Mereka berdua memuji atas jawabanku, tapi entah mengapa, jawabanku adalah hanya seperti kiasan dari soalnya. Untuk kali ini aku ingin menemui orang yang pikirannya lebih tinggi daripada aku.

Kutemui orang ketiga dan terakhir dari pencarianku atas jawaban ini. Tepatnya sekitar satu bulan yang lalu, kucoba untuk memikirka masalah ini lagi dan mencari orang untuk bertanya. Dia adalah orang yang menurutku benar-benar keras. Bukan keras dalam hal perilaku, tapi idealismenya sangat kuat. Dia sudah membuatku penasaran sejak pertama kulihat wajahnya. Satu-satunya orang yang tak pernah bisa kutahu apa isi otaknya. Satu-satunya orang yang auranya tidak bisa kubaca dengan teknik apapun. Kembali dia menjadi satu-satunya orang yang jalan pikirannya benar-benar luar biasa dan sekali lagi tak terbaca olehku. Logikanya tertata rapi dan tidak terduga. Dia adalah orang yang bisa menang tanpa bertanding. Pada awalnya aku ragu untuk menanyakan hal ini padanya, karena aku kenal dengan dia baru 3 hari. Mengenak dengan mengetahui beda lohh ya. Aku pun sangat takut bila dia segan denganku. Tapi akhirnya kusodorkan juga pertanyaan itu padanya. Jawabannya adalah : "Menurut konteks duluan telur. Kata pengalaman dari orang komunis 'telur'. telur dari ayam dan ayam dari telur. Menurut pendapat sendiri 'Ayam' yang pertama diciptakan Allah. Kalau kurang sholat istikharah juga bisa." Itu jawaban darinya sangat singkat. Membuatku luluh dan menggugurkan asumsiku sebelumnya. Ya.. jawabannya adalah kembali ke Allah Subhanahu Wata'ala..

by 0

Hmm.. aku tidak tahu harus memulai dari mana. Menulis. Hal ini seperti mencekatku untuk kembali mengenang masa lalu, untuk mengingkari sesuatu yang harus diakui. Tapi apa boleh buat, ini adalah pilihanku, aku senang aku bisa ambil keputusan untuk kembali menulis. Tak akan kuingkari bahwa menulis adalah jiwaku, panggilanku. Untuk inilah jari-jariku menari, untuk inilah otak dan hati kembali terpaut. Kukira hanya dua hal yang bisa membuatku kembali menulis yaitu Allah dan kau. Kau lah yang buatku melihat dunia dengan sisi yang berbeda. Kau lah yang bisa membuatku menengok ke kiri dan ke kanan secara bersamaan dan Kau lah yang bisa menang tanpa mengalahkanku. Terimakasih kuucapkan padamu, atas semua yang telah Kau beri tanpa Kau sadari, yang telah Kau rajut tanpa Kau awali, yang paling penting adalah Kau buatku menyadari akan sesuatu.. bahwa hidup adalah bukan untuk main-main..