Archive for Maret 2012

Arti Seorang Teman

by in 0


Hidup ini akan terus berlanjut
Hidup dan kematian akan selalu bergantian
Bunga yang mekar akan layu
Hidup bukanlah sebuah kain rajutan
Hidup adalah sebuah tantangan
Hidup adalah serangkaian cobaan
Yang datang bergantian
Disela itu kehidupan
Merupakan suatu kebahagiaan
Kebahagiaan memiliki teman
Karena teman adalah sandaran
Kehebatan yang selama ini aku banggakan
Ternyata memiliki kelemahan
Satu yang tidak dapat kukalahkan
Yaitu ..
Kesepian

-anlethanze-
-7-

Mata Pisau

by in 0


Hari dimana alunan merupakan nyanyian merupakan hari yang indah. Tidak hanya menjadi momentum akan tetapi melipat menjadi makna yang tidak akan tergantikan. Sebuah penemuan diri yang baru terdapat dibalik itu. Bukan untuk memihak, tetapi untuk membuktikan ke-Esaan-Nya. Satu yang tidak dapat terpisah kan dari semua ini adalah kuasa-Mu yang tak terbendung seberapa besarnya. Oleh karena itu, salah bagi prasangka buruk yang mengalir seperti layaknya lekak-lekuk sungai ke hulu. Bukan hal seperti itu yang diinginkan. Akan tetapi sebuah makna yang tak akan terpupus oleh zaman, yang menampakkan keindahannya kelak dikemudian hari. Bukan seperti itu yang diinginkan. Hanya sebatas melakukan tanpa perasaan. Akan lebih baik apabila semua dilakukan dengan hati. Ya. Hati. Ikhlas dalam segala sesuatu yang terjadi di hidup ini. Akan tetapi ini semua tidak mudah seperti kelihatannya. Semakin lama semakin sulit tingkatannya, bahkan tidak dapat diterka ke mana suasana ini akan membawa diri. Seperti saat menghitung dengan pendekatan tak tentu akan tetapi pada akhirnya yang didapat adalah nol. Apabila terhadap suatu keadaan yang demikian elok rupanya, jangan mengambil mata pisau lalu lempar ke nyawanya. Jangan. Hanya orang-orang yang menganggap dirinya berkuasa yang melakukannya. Lakukan saja seperti ahlinya, bukan melemparkan mata pisau itu tapi mengasahnya terlebih dahulu hingga benar-benar tajam dan hingga membuat takut yang melihatnya dengan sekali pandang saja. Terlihat lebih mengerikan. Begitulah cara untuk pembuktian diri. Jangan lempar begiu saja mata pisau yang terasah itu. Itu sungguh tidak elit. Apabila ancaman menjadi satu-satunya jawaban tidak hanya sebuah gertakan yang akan diterima akan tetapi beribu musuh akan datang. Musuh yang membuat mata pisau akan terasah dengan darah-darah yang dikorbankan. Semakin bertambah kuat mata pisau itu. Sungguh sebenarnya bukan mata pisau yang kuat yang menjadi kunci, akan tetapi mata pisau yang ikhlas dan mengakui dirinya bahwa kodratnya adalah menjadi mata pisau yang akan membasmi banyak hal entah baik atau buruk, yang menyenangkan majikannya dengan cara bagaimanapun juga. Setelahnya adalah mata pisau yang teguh. Ya. Teguh dalam setiap goresan yang dibuatnya dan bertanggung jawab atas efek goresan tersebut. Mata pisau tidak jahat, ia hanya melakukanapa yang sudah menjadi tugasnya dengan baik. Seperti halnya manusia yang menjemput takdirnya dengan berbagai cara.
-anlethanze-

Pembukaan

by in 0

Kembali menulis, menulis kembali atau lebih jelasnya mengetik. Sudahlah ini terlihat sama saja, hehe. Saya mengucapkan maaf kepada penggemar blog saya karena sudah lama aku tidak mencorat-coret halaman ini dikarenakan aku berjalan-jalan untuk mengartikan kehidupan. Banyak pengalaman yang terjadi selama aku meninggalakan blog ini untuk sementara waktu. Entah itu organisasi, keluarga, teman, sahabat, ataukah cinta. Kupikir hal-hal itu akan membuatku naik ke level pendewasaan diri  yang selanjutnya. Banyak yang terjadi, banyak tawa dan banyak air mata. Bukankah ini sedikit keterlaluan, tapi dalam beberapa bulan ini aku menemukan sisi lain dari diriku. Sisi yang tidak pernah keluar sebelumnya dan sisi yang sungguh sangat mengerikan karena, begitu tidak bisa dilukiskan oleh kata-kata. Omong-omong masalah blog, sebenarnya aku sedikit frustasi karena aku senang menulis, tapi tidak terlalu senang dengan utak atik bloggernya, juga kutanyakan masalahku ini pada Rendra Muhammad (waningalah.blgospot.com) untuk mengajariku, ya kuharap dia mau mengajariku tanpa syarat. Kembali ke topik rehat menulis. Sesungguhnya rehat menulis itu sungguh memalukan untuk orang yang menyebut dirinya penulis. Aku rehat sejenak untuk mencari inspirasi dan menyelesaikan sedikit pertengkaran, hehe. Job menjadi psikolog dadakan baru mengalir. Yes, intinya aku kembali :)